Detail Berita

BUMI PERKEMAHAN TOWAOWUTUNG

Selasa, 20 Juni 2023 06:36 WIB
78 |   -

Sedih. Terharu. Senang. Gembira. Lega. Itu yang barangkali dirasakan Kakak-Kakak calon penegak bentara sebelum dilantik resmi oleh Kakak Feliks. Ada banyak sekali tantangan dan rintangan yang harus dilalui oleh Pabelo dan kawan-kawan selama tiga hari. Dari tiba pertama, mereka sudah diuji mental.

Ujian mental berlanjut dari setelah bangun tenda, selama berkegiatan, bahkan hingga beberapa menit sebelum dilantik. Sulit dihindari jika mereka adalah ujung tombak penggerak kegiatan bumi perkemahan. Mereka menjadi orang pertama yang harus siap siaga. Bangun lebih awal. Dipanggil terus. Dicek terus. singkatnya, mereka kelompok kecil yang membantu menggerakkan seluruh kegiatan bumi perkemahan. Harus inisiatif dari anggota-anggota Sangga lain.

Sedikit teledor, mereka yang pertama dihukum. Hukuman yang diberikan bervariasi. Mulai dari yang paling ringan sampai yang terberat. Apapun itu, mereka wajib terima. Tidak boleh bantah, apalagi melawan. Kemarin, hari terakhir, beberapa jam sebelum pulang, mereka menangis. Mereka terharu. Sesaat setelah dilantik, Citra dan teman-temannya sulit menepis raut muka gembira.

Mereka tidak bisa menahan tangis saat resmi menjadi anggota penegak bentara. Pelantikan mereka ditandakan penerimaan atribut tanda kecakapan umum Bantara. Sekarang, tampak tersusun puzzle atribut kepramukaan di bahu Jeri The Nalley dan teman-temannya. Kegiatan bumi perkemahan tahun ini, tentu akan dikenang dan disimpan dalam memori ingatan mereka.

Di akhir pelantikan, Kakak Feliks mengharapkan Kakak-Kakak penegak bentara lebih bersemangat menjalankan kegiatan kepramukaan. Itu berarti, mereka wajib mengemban tugas untuk tidak boleh berhenti di tengah jalan. Kegiatan bumi perkemahan selesai di pukul 15.00 sore. Tenda-tenda dibongkar. Sampah-sampah dibersihkan. Area wisata pantai Towaowutung tampak bersih seperti sediakala.

Sebelum meninggalkan lokasi tersebut, Kakak Reneldis dan Kakak Citra mentestimoni perihal lokasi wisata. Menurut mereka berdua, pertama, penerimaan masyarakat Towaowutung sangat baik dan ramah. Kedua, lokasi wisata desa Towaowutung sangat mendukung kegiatan bumi perkemahan. Hal itu, ditandakan dengan ketersediaan air dan MCK yang baik.

Ketiga, mereka juga berharap, kebersihan, keindahan, tanaman yang subur, dan pelayanan yang baik tetap dipertahankan dan dikembangkan. Diakhir sambutan, diserahkan anakan kelapa sebagai tanda cinderamata dari pihak Smater untuk warga desa Towaowutung.

Kakak Lin, mewakili pihak sekolah mengucapkan banyak terima kasih kepada kepala desa dan Kopdar Wisata Towaowutung. Ucapan terima kasih disampaikannya, tidak lepas dari kelancaran kegiatan selama tiga hari. Mulai dari penerimaan, sarana pendukung, serta keramahan masyarakat Towaowutung.

Kakak juga meminta maaf jikalau kegiatan bumi perkemahan bikin seluruh Arga ikut sibuk dan bahkan mengganggu aktivitas di lokasi wisata. Kakak Lin pun menutup kegiatan bumi perkemahan secara resmi di hadapan masyarakat yang hadir dan seluruh anggota Sangga.

Seluruh pelajar dan bapak ibu Guru meninggalkan lokasi dengan menggunakan drumtruk. Mereka tiba selamat dan dalam keadaan sehat di sekolah pada pukul 17.00 sore. Pihak sekolah mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua yang telah mengizinkan anak-anaknya untuk terlibat aktif dalam bumi perkemahan.

Terima kasih kepada para pelajar yang selalu bersemangat, yang selalu konsisten, yang selalu setia selama tiga hari di bumi perkemahan. Terima kasih kepada para guru dan pegawai yang luwes lagi setia dalam mendukung dan menjaga para pelajar. Seluruh dinamika adalah proses yang lumrah demi terwujudnya Smater yang berprestasi.

Akhirnya, sampai jumpa lagi di bumi perkemahan tahun depan. Semakin ke sini, rasa-rasanya, tidak ada yang abadi selain cerita gembira tentang bumi perkemahan. Mulai dari bangun pagi, jauh dari orang tua, tidak pegang handphone, tidak mandi, tidur beralaskan terpal, tanpa lampu di tenda, masak sendiri, dan makan apa adanya bersama teman-teman.

Bukankah kisah-kisah itu yang akan selalu diingat dan dicatat dalam buku kehidupan kita? Sejauh ingatan, orang bilang, yang abadi adalah kenangan. Semoga kenangan dan cerita selama tiga hari, terlukis indah dalam sanubari dan terpatri kuat sebagai kenangan yang layak diceritakan kembali di kemudian hari.

Tetap semangat. Tetap menyala dalam semangat Fides, Scientia, et Fraternitas. Salam.


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini