(Lomba Paduan Suara dan Pidato)
Hari kemerdekaan sebentar lagi dirayakan. Hiruk pikuknya sudah mulai terasa. Seminggu belakangan, pelajar SMATER disibukkan segala persiapan menuju 17 Agustus. Pak Marjo sibuk dengan band dan anggota paduan suara. Ibu Maria Bunda mengurusi dan melatih Marching Band. Ibu Novi jadi pendamping untuk anggota tarinya.
Para wali kelas selalu 'stand by' dampingi anak walinya. Pokoknya, kesibukan dirasakan semua. Tahun ini, konten perlombaan kemerdekaan dikemas sedikit berbeda. Ada tiga lomba yang diselenggarakan oleh panitia kemerdekaan. Pertama, paduan suara. Kedua, pidato bahasa Inggris. Ketiga, pidato bahasa Indonesia.
Ketiga lomba dilangsungkan hari ini, Senin, 14 Agustus 2023, bertempat di Aula Fraternitas. Seharian penuh. Dengan mewajibkan partisipasi seluruh warga SMATER. Fr. Norbert mengatakan perlombaan hari ini dimaksudkan untuk membangkitkan semangat dan perasaan syukur tentang perjuangan yang telah dilakukan para penjasa.
"Sebagai generasi muda, kita mengembangkan bakat dan minat. Lomba pidato bertujuan agar mendorong para pelajar bisa tampil di depan banyak orang. Artinya berjuang melawan rasa takut dan malu. Tampil maksimal di hadapan banyak orang itu penting", kata Fr Norbert. Selain itu, ungkap Fr. Norbert, nilai kegiatan paduan suara menampilkan persatuan. Pertama, supaya juga bisa menghasilkan paduan suara yang baik. Dari keberagaman bisa mencintai kebhinekaan. Tidak mudah menyatukan suara yang berbeda dan ego kita.
Kedua, belajar menciptakan ruang yang merdeka, mandiri, dan kekompakan. Ada nilai dan karakter yang dibangun. Semoga kegiatan hari bermanfaat bagi kalian semua. Kita bertumbuh sebagai pelajar-pelajar yang merdeka. Reportase perlombaan coba diulas. Pertama, paduan suara. Lomba kategorial ini melibatkan perwakilan kelas. Setiap kelas mengutus minimal 15 orang. Kolaborasi. Pria dan wanita.
Dalam aturannya, mereka menyanyikan lagu wajib. Lagu berjudul Merah Putih. Lagu pilihannya bebas, yakni Tanah Lembata, Mana Lolobanda, dan Flobamora. Seluruh anggota paduan suara berpakaian bebas rapi. Tergantung minat dan selera kelas. Paduan suara dilombakan di atas panggung kosong. Dengan juri utama Fr. Norbert, Bapak Bernard Asan, dan Pak Marjo. Kelompok tampil pertama kelas XII IPS III.
Kelompok ini dipimpin Indri Ua sebagai dirigen. Kelompok selanjutnya, hingga terkahir membawakan semua lagu penuh penghayatan. Ada kesalahan? Tentu. Hanya telinga para juri yang tahu. Semua pendukung tetap bersorak gembira. Mereka bersamaan tepuk tangan. Mereka berupaya tidak mau kalah mendukung teman-temannya. Mereka terlihat riang. Sangat antusias.
Evaluasi dari Juri I, Bapak Bernard Asan. Ia menyampaikan beberapa catatan. Pertama, ia beri apresiasi. Para pelajar sudah tampil dengan baik. Para juara adalah mereka yang baik dari baik. Kedua, komposisi yang harus terjadi adalah bahwa Sopran harus lebih banyak dari Alto, Tenor harus lebih sedikit dari bas. Ketiga, vokal. Vokal rata-rata paduan suara terdengar masih sangat tipis.
Keempat, lagu wajib. Ciri lagu gombloh tidak bisa dibuat dinamika. Kelima, harmonisasi tidak konsisten. Ketepatan nada sangat mempengaruhi harmoni. Keenam, dirigen harus tahu awalan dan akhiran lagu. Untuk lagu pilihan harus tahu konteks dan makna lagu. Harus penuh penjiwaan. Rata-rata anggota paduan suara belum punya kekuatan suara yang kuat.
Juara satu untuk paduan suara dari kelas XI-B. Juara kedua, kelas XI-E. Juara ketiga, XII IPA-II. Juara empat, kelas X-D. Juara lima, kelas X-C. Lomba kedua, bahasa pidato bahasa Inggris. Kali ini seru. Para kontestan tampil percaya diri. Tidak kaku. Gugup apalagi. Mereka berusaha kalahkan rasa ketir.
Masing-masing kelas mengutus satu perwakilan. Setiap individu yang utus bawakan judul masing-masing. Mereka bersesuaian dengan tema dari panitia. Hening satu Aula. Batas waktu maksimal tujuh menit. Sanggupkah mereka bawa dengan seluruh keyakinan? Tentu sanggup. Sebab, mereka dipilih di antara puluhan siswa.
Mereka bersaing. Mereka dinilai. Mereka diayak berdasarkan pertimbangan prestasi dan kompetensi. Karena itu, mereka mesti percaya diri. Harus bisa taklukkan kerisauan hati. Tidak ada yang mustahil kalau diperjuangkan dengan serius. Akhirnya, juara satu pidato bahasa Inggris, kelas XII IPA-II. Juara dua, kelas XI-B. Juara tiga kelas X-D.
Evaluasi dari Ibu Friska mengenai tata bahasa, pemilihan konten pidato, dan kefasihan. Pertama, mengenai konten. Konten harus punya korelasi antara setiap paragraf. Supaya pesan dan maknanya tersampaikan ke audiens. Kedua, jangan terlalu gagap atau gugup yang bisa pengaruhi penyampaian inti bahasa yang jelas. Ketiga, mimik perlu diperhatikan. Keempat, intonasi sangat penting.
Ketiga, pidato bahasa Indonesia. Semua peserta bawakan pidato dengan baik. Semua berjalan baik. Semua peserta tampil penuh keyakinan. Penentuan juara disampaikan oleh dewan juri. Juara satu, kelas XII IPA-I. Juara kedua, kelas XI-B.Juara tiga, kelas XI-A. Semua pendukung para pemenang sorak gembira. Pecah suara satu ruangan Aula.
Ada beberapa poin dari perihal perlombaan pidato. Pertama, Pak Feliks mengkritisi peserta pidato yang masih menggunakan tema umum. Kedua, kelancaran pidato. Maksudnya para pelajar harus bisa menguasai isi pidato. Kalau tersendat akan pengaruhi isi penilaian. Ketiga, ekspresi. Ekspresi penting dibuat untuk menyampaikan pesan pidato. Keempat, penggunaan kata atau ketepatan bahasa wajib diperhatikan.
Pak Luis menambahkan agar memperhatikan pemakaian diksi dan ekspresi. Supaya tidak keliru, para peserta pidato wajib memperhatikan unsur kalimat, antara lain, gramatikal dan pemakaian bahasa. Di akhir perlombaan dilakukan pemberian hadiah dan foto bersama. Banyak selamat untuk yang sudah meraih juara. Tetap memupuk semangat untuk para pelajar yang belum juara. Semua kegiatan hari ini tetap jadi pembelajaran.
Terima kasih untuk para wali kelas yang sudah mendampingi para pelajar. Kepada para dewan juri, terima kasih. Terima kasih kepada panitia dan para pengurus OSIS.
Terakhir, kata Fr. Norbert, mari menggelorakan semangat kemerdekaan untuk Indonesia maju dan sekolah kita agar semakin dicintai.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini